Langsung ke konten utama

Kisah Dua Pembenci Kualat Sayyidina Abu Bakar

Kisah Dua Pembenci Kualat Sayyidina Abu Bakar

Saat sedang duduk-duduk bersama, Rasulullah SAW dikagetkan dengan hadirnya seorang sahabat yang berlumuran darah pada sebagian kakinya. Spontan Nabi menanyakan penyebab keadaan yang beliau saksikan.

“Mengapa betismu berdarah?”

“Ya, Rasulullah, baru saja aku melewati anjing milik seorang perempuan munafik. Anjing itu menggigit betisku,” kata sahabat ini.

Rasulullah lantas memintanya beristirahat untuk memulihkan rasa sakit akibat anjing itu. Sejurus kemudian, muncul sahabat lain datang kepada Nabi dengan kondisi yang sama. Betisnya mengalirkan darah. Sahabat yang kedua ini juga menceritakan penyebab serupa atas kondisi yang menimpanya.

“Mari kita pergi menemui anjing itu!” Nabi berencana membunuh anjing buas tersebut agar tidak membahayakan lebih banyak orang lagi. Para sahabat berdiri dengan sebuah pedang di tangan masing-masing.

Ketika berjumpa anjing yang dimaksud, pedang pun terhunus dan siap menebas tubuhnya. Namun, anjing yang hendak menemui ajalnya ini tiba-tiba saja berdiri di hadapan Rasulullah dan berbicara dengan fasih.

“Jangan anda membunuhku. Sesungguhnya aku makhluk yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,” pinta si anjing.

Cerita tentang anjing yang dapat berbicara ini diriwayatkan Anas bin Malik radliyallahu ’anhu sebagaimana diungkapkan dalam kitab Al-Aqthaf ad-Daniyyah fi Îdhahi Mawâ’idhil ‘Ushfûriyyah.

“Mengapa engkau menggigit betis dua laki-laki ini?” tanya Nabi.

“Wahai Rasulullah, aku adalah seekor anjing yang diperintahkan untuk menggigit orang yang menghina Abu Bakar dan Umar.”

Rasulullah pun mengalihkan sasaran bicara kepada kedua sahabatnya, “Apakah kalian berdua mendengar apa yang diucapkan anjing?”

Kedua orang yang betisnya berdarah itu mulai menginsafi kesalahannya. Mereka telah melakukan kekeliruan terhadap seorang hamba berjiwa lembut, berjasa besar, dan begitu dicintai Allah dan Rasul-Nya. Mereka lalu berjanji untuk bertobat secara sungguh-sungguh. (Mahbib)

Sumber http://www.nu.or.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Khalid bin Walid

Pribadi yang mengaku tidak tahu dimana dan dari mana kehidupannya bermula, kecuali di suatu hari dimana ia berjabat tangan dengan Rasulullah saw, berikrar dan bersumpah setia….saat itulah dia merasa dilahrikan kembali sebagai manusia “Dialah orang yang tidak pernah tidur, dan tidak membiarkan orang lain tidur.” Suatu saat Khalid bin Walid pernah menceritakan perjalanannya dari Mekah menuju Madinah kepada Rasulullah: “Aku menginginkan seorang teman seperjalanan, lalu kujumpai Utsman bin Thalhah; kuceritakan kepadanya apa maksudku, ia pun segera menyetujuinya. Kami keluar dari kota Mekah sekitar dini hari, di luar kota kami berjumpa dengan Amr bin Ash. Maka berangkatlah kami bertiga menuju kota Madinah, sehingga kami sampai di kota itu di awal hari bulan Safar tahun yang ke delapan Hijriyah. Setelah dekat dengan Rasulullah saw kami memberi salam kenabiannya, Nabi pun membalas salamku dengan muka yang cerah. Sejak itulah aku masuk Islam dan mengucapkan syahada
70 Tokoh Wahabi Indonesia dan Ciri Ajarannya 70 Tokoh Wahabi Indonesia  yang terkenal dan Sering Membuat gaduh di media sosial. Seiring dengan perkembangan ajaran Wahabi, tentunya sangat berpengaruh kepada negara-negara Muslim di dunia salah satunya Indonesia. Tak sedikit orang yang telah terpengaruh ajaran Wahabi yang sudah lama tersebar di negara Arab Saudi. Sebenarnya, secara umum ulama Wahabi atau Salafi yaitu ulama yang kini berdomisili di negara Saudi Arabia dengan menduduki posisi dari jabatan resmi, baik di Universitas-Universitas yang ada di Arab Saudi misalnya Universitas Ibnu Saud, Universitas Islam Madinah, dan sebagainya, atau bahkan di Kerajaan. Adanya  Tokoh Wahabi Indonesia dan pemikirannya  sendiri tentunya berasal dari buku-buku yang telah dituliskan oleh para ulama Wahabi di Arab Saudi. Maka dari itu, para ulama maupun santri di Indonesia wajib mengetahui supaya tak salah untuk mengutip berbagai pendapat ulama Wahabi tersebut, entah itu dala

NABI SULAIMAN AS

NABI SULAIMAN AS Nabi Sulaiman adalah salah seorang putera Nabi Daud. Sejak ia masih kanak-kanak berusia sebelas tahun, ia sudah menampakkan tanda-tanda kecerdasan, ketajaman otak, kepandaian berfikir serta ketelitian di dalam mempertimbangkan dan mengambil sesuatu keputusan. Nabi Sulaiman Seorang Juri Sewaktu Daud, ayahnya menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il ia selalu